Tuesday, May 13, 2008

Otomatis hukum Timbal Balik

Ketika salah satu bos besar di kantorku dipastikan akan dimutasi ke wilayah lain, tiba-tiba muncul berita heboh ketika beliau mendapatkan paket berupa Kambing bunting warna hitam dengan tulisan yang isinya ucapan selamat jalan buat beliau, kantor serasa heboh walau saya di posisi yang jauh dari beliau karena beliau di wilayah dan saya di salah unitnya yang jauh.

Jauh sebelum kejadian "kambing heboh" (bolehlah saya sebut seperti itu) Salah satu rekan kantor dimana saya bekerja pernah berujar, "kalau dia jadi bos modelnya seperti itu, sok gayanya, dan egois banget dalam segala hal... ya otomatis pasti semua orang akan bersikap yang sama untuk dia" dan ketika kejadian itu terjadi... ada satu rekan kembali nyeletuk " ya ini namanya hukum timbal balik, orang yang baik pasti dapat balasan baik dan orang yang jelek pasti juga dapat balasan yang jelek".

Bagaimana rekan kerjaku dikantor mengungkapkan apa yang dia pikirkan tentang konsep otomatis dan hukum timbal balik rasanya jadi menarik untuk diperbincangkan disini.
Saya yakin pengirim paket kambing dan ungkapan rekan-rekan kantor merasa dirinya diposisi korban, dimana menjadikan diri kita pasrah dan gembira ketika bos sendiri akan di mutasi ke tempat lain dan tentu saja melakukan hal yang sama dengan yang mereka terima itu di anggab sebagai hal yang otomatis.

Konsep otomatis dan timbal balik sendiri menurut saya dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam konteks hubungan atau relasi manusiawi antar manusia mungkin bukan pilihan yang terbaik. Saya yakin bahwa kita sendirilah yang memegang control atas diri kita sendiri dan kita tentu saja memiliki banyak pilihan-pilihan.
Anggablah ketika kita bertemu orang yang cemberut tentu saja tidak otomatis pula kita akan menghadapinya dengan cemberut, kita tentu bisa membalasnya dengan tetap tersenyum dan ramah. begitu juga dengan cerita diawal tulisan ini.

saya jadi inget perna baca soal beda sekolah formal dan sekolah kehidupan, dimana ketika kita di sekolah formal kita akan mendapatkan pelajaran baru akan menghadapi Ujian, tapi di sekolah Kehidupan kita akan mendapatkan Ujian dulu baru kita bisa memetik pelajaran dari ujian tersebut.

Jadi ada kalanya ketika kita menghadapi seuatu yang negatif, baik perilaku orang lain yang gak baik atau menyakitkan buat kita kenapa ini tidak kita anggab saja sebagai " ujian dalam kehidupan" dan tentu saja kita akan mendapatkan pelajaran dari hal ini. dan yang pasti kita juga bisa memilih untuk otomatis membalas sesuai perlakuannya atau membalas perlakuannya dengan banyak pilihan lain yang tentu saja pilihan yang jauh lebih balik dari hukum timbal balik ini.
bagai mana menurut temen-temen?

5 comments:

Anonymous said...

yuk pandang segala sesuatu dari sisi positifnya..

Manda La Mendol said...

Soal hukum timbal balik. Aku percaya segala setiap orang akan mendapat buah dari segala perbuatannya entah itu baik atau buruk.

Anonymous said...

apa itu yang dinamakan KARMA >?

Anonymous said...

berarti orang kantor seneng dunk ya, si bos egois udah hengkang.. :D

Anonymous said...

hehehe...

emang gitu tri...

tapi hukum itu berlaku gak ya pas kita duduk di bangku SMA ? hahahaha...